-->

Makalah Gizi dan Diet

Makalah Gizi dan Diet
Makalah Gizi dan Diet


Makalah Gizi dan Diet

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sistem saluran  pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi  zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesis – melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik, hematenesis –melena, ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare dan kostipasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Nutrisi ? 
2. Bagaimana Diit pada pasien penyakit lambung ?
3. Bagaimana Diit pada pasien penyakit pada usus halus dan usus besar ?
4. Bagaimana Diit pada pasien penyakit hati ?
5. Bagaimana Diit pada pasien penyakit kandung empedu ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Konsep Nutrisi.
2. Untuk Mengetahui Diit pada pasien penyakit lambung. 
3. Untuk Mengetahui Diit pada pasien penyakit pada usus halus dan usus besar. 
4. Untuk Mengetahui Diit pada pasien penyakit hati.
5. Untuk Mengetahui Diit pada pasien penyakit kandung empedu.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Nutrisi
2.1.1 Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nuwer, 2008).
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan (Wikipedia, 2008).
Nutrisi berbeda dengan makanan, makanan adalah segala sesuatu yang kita makan sedangkan nutrisi adalah apa yang terkandung dalam makanan tersebut (Uri, 2008).
2.1.2  Jenis Nutrisi 
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hydrogen dan oksigen, terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung, gandum, umbi-umbian, dan terbentuk melalui proses asimilasi dalam tumbuhan (Pekik, 2007).
Fungsi karbohidrat:
Sumber energi utama yang diperlukan untuk gerak.
Pembentukan cadangan sumber energi, kelebihan karbohidrat dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai cadangan sumber energi yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat dibagi menjadi tiga golongan: 
Monosakarida (gula sederhana)
Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana yang merupakan molekul terkecil karbohidrat. Dalam tubuh monosakarida langsung diserap oleh dinding-dinding usus halus dan masuk ke dalam peredaran darah.
Monosakarida dikelompokkan menjadi tiga golongan:
Glukosa: disebut juga dekstrosa yang terdapat dalam buah-buahan dan sayur-sayuran. Semua jenis karbohidrat akhirnya akan diubah menjadi glukosa.
Fruktosa: disebut juga levulosa, zat ini bersama-sama glukosa terdapat dalam buah-buahan dan sayuran, terutama dalam madu, yang menyebabkan rasa manis.
Galaktosa: berasal dari pemecahan disakarida.
Disakarida (gula ganda)
Disakarida adalah gabungan dari dua macam monosakarida. Dalam proses metabolisme, disakarida akan dipecah menjadi dua molekul monosakarida oleh enzim dalam tubuh.
Disakarida dikelompokkan menjadi tiga golongan:
Sukrosa: terdapat dalam gula tebu, gula aren. Dalam proses pencernaan, sukrosa akan dipecah menjadi glukosa dan fruktosa.
Maltosa: hasil pecahan zat tepung (pati), yang selanjutnya dipecah menjadi dua molekul glukosa.
Laktosa (gula susu): banyak terdapat pada susu, dalam tubuh laktosa agak sulit dicerna jika dibanding dengan sukrosa dan maltosa. Dalam proses pencernaan laktosa akan dipecah menjadi 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa.
Polisakarida (karbohidrat kompleks)
Polisakarida merupkan gabungan beberapa molekul monosakarida. Disebut oligosakarida jika tersusun atas 3-6 molekul monosakarida dan disebut polisakarida jika tersusun atas lebih dari 6 molekul monosakarida (Pekik, 2007).
Polisakarida dikelompokkan menjadi tiga golongan:
Pati: merupakan sumber kalori yang sangat penting karena sebagian besar karbohidrat dalam makanan terdapat dalam bentuk pati.
Glikogen: disebut juga pati binatang, adalah jenis karbohidrat semacam gula yang disimpan di hati dan otot dalam bentuk cadangan karbohidrat.
Serat
b. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dan asam-asam lemak.
Fungsi lemak:
Sebagai sumber energi.
Membangun jaringan tubuh.
Fungsi perlindungan.
Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh
Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbulnya rasa lapar.
c. Protein
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino.
Fungsi protein:
Menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal.
Menghasilkan jaringan baru.
Diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan hemoglobin.
Sebagai sumber energi (Trisa, 2008).
Berdasarkan sumbernya protein diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
Protein hewani: Yaitu protein yang berasal dari binatang seperti protein dari daging, protein dari susu.
Protein nabati: Yaitu protein yang berasal dari tumbuhan, seperti protein dari jagung, protein dari terigu.
d. Vitamin
Vitamin adalah bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Ada dua jenis vitamin:
Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K.
Vitamin larut air yaitu vitamin B dan C 
e. Mineral
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting dalam pengendalian sistem cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan.
Fungsi mineral:
Konstituen tulang dan gigi.
Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh.
Bahan dasar enzim dan protein (Trisa, 2008).

f. Air
Air merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia. Kurang lebih 60-70% berat badan orang dewasa berupa air sehingga air sangat diperlukan oleh tubuh, terutama bagi mereka yang melakukan olahraga atau kegiatan berat.
Fungsi air:
Sebagai media transportasi zat-zat gizi, membuang sisa-sisa metabolisme, hormon ke organ sasaran (target organ).
Mengatur temperatur tubuh terutama selama aktivitas fisik.
Mempertahankan keseimbangan volume darah (Pekik, 2007).
2.2 Diit Pada Pasien Penyakit Lambung
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan kanker lambung. Gangguan gastrointestinal dijalani pada Pasien dengan gastritis, Ulkus peptikum, Tifus   abdominalis, Diare, Pasca operasi lambung, Kanker Lambung
2.2.1 Faktor Yang Mendukung Terjadinya Penyakit Lambung
1. Pola makan yang tidak sehat, tidak teratur, dan sering terlambat makan.
2. ritme kerja yang menekan, stres, dan diperparah dengan kondisi tubuh yang tidak fit, akan berakibat pada terjadinya ketidakmampuan sistem pencernaan untuk mencerna dan menyerap lemak.
3. Makan yang terlalu cepat atau kurang dikunyah
4. Merokok
Gejala-gejala yang timbul pada penyakit Lambung
Mual, Muntah
Nyeri epigastrium
Kembung
Nafsu makan berkurang
Rasa cepat kenyang
2.2.2 Tujuan Diit
Tujuan dari diit penyakit lambung adalah 
Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung, 
Mencegah dan menetralkan asam lambung yang berlebihan
Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin
2.2.3 Syarat Diit
Syarat diit penyakit lambung adalah:
Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan
Energi dan protein cukup disesuaikan dg kemampuan px menerimanya
Lemak rendah 10 – 15% 
Rendah serat, terutama serat yang tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap. 
Cairan cukup, terutama bila ada muntah 
Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis, ,maupun kimia (dusesuaikan dengan daya terima perorangan)
Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak. 
Makan secara perlahan dilingkungan yang tenang 
Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada lambung.
2.2.4 Macam Diit Dan Indikasi Pemberian
Diit lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus pektikum, tifus abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas.


a. Diit Lambung I
Diet lambung ini diberikan kepada pasien gastritis akut, ulkus peptikum, paska perdarahan, dan tifus abdominalis berat. 
Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari Diet pasca hematemesis-melena, atau setelah fase akut teratasi. 
Makanan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena membosankan & kurang energi, zat besi, tiamin,dan vitamin C.
b. Diet Lambung II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. 
Makanan berbebtuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan. 
Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C, tetapi kurang toamin.
c. Diet Lambung III
Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien dengan ulkus peptikum, gastritis kronik, atau tifus abdominalis yang hampir sembuh. 
Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada toleransi pasien dan Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.
2.2.5 Makanan yang Dianjurkan
Beras di bubur atau di tim, kentang, macaroni, roti dipanggang toast, biscuit, crackers, bihun, mi, tepung2an dibuat bubur atau puding
Lauk hewani yang tidak diawetkan, lunak, rendah  lemak, hati, ikan, daging ayam digiling/cincang, telur
Lauk nabati tahu, tempe, lunak dan tidak digoreng, kacang hijau direbus dan dihaluskan
Sayuran rendah serat : wortel, labu siam, labu air,  bayam ketimun tanpa kulit dan biji, oyong tanpa kulit, zucchini, tomat
Buah : pisang, melon, apel tanpa kulit, jeruk manis, pir, sari buah. Untuk pasien tifus yang disertai dengan obstipasi /susah BAB boleh diberikan papaya
Minuman : teh, sirup
Lemak yang digunakan margarin dan mentega, minyak goreng hanya untuk menumis
Bumbu yang boleh gula, garam, kunci, kencur, jahe, kunyit, laos, salam, sereh
2.2.6 Makanan  yang Tidak Dianjurkan
Beras Ketan, Beras tumbuk, jagung, ubi, singkong, talas, cake, Dodol dan berbagai kue yang terlalu manis dan berlemak tinggi
Daging/ ikan yang diawetkan, digoreng, daging  babi, telur diceplok atau digoreng.
kacang merah, kacang ndul, kacang kedelai, kacang tanah, kacang tolo, (Tahu tempe) lauk pauk digoreng
Sayuran mentah seperti lalap, salad, karedok, toge, kangkung, caesim.
Sayuran berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti daun singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi dan asparagus
Buah yang tinggi serat dan atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka, buah yang dikeringkan.
Makanan yang berlemak tidak dianjurkan lemak hewan, santan kental
Susu dan produk olahannya sebaiknya dihindari
Minuman yang mengandung soda dan alkohol, kopi, ice cream.
Cabe, bawang, merica, dsb yang tajam

2.2.7 Contoh- contoh Menu Diet pada pasien penyakit lambung 
 Menu diet lambung I, II
Pagi : Snack pukul 10.00 Siang :
Bubur/nasi tim Puding maizena Bubur/nasi tim
Ceplok telur air sirup semur daging giling
setup wortel tumis labu
teh hangat Jus pepaya
Snack pukul 16.00 Malam :
roti bakar Bubur/Nasi tim
Sari buah jeruk Sup Ayam giling
Setup bayam
Buah Pisang
NILAI GIZI :
Energi : 1942 Kal Kalsium : 817 mg
Protein :     75 g Besi : 28,5mg
Lemak :     79 g Vit B1 :  0,8 mg
KH :   241 g Vit C : 205 mg
Contoh Menu Diet Lambung III
Pagi : Snack pukul 10.00
nasi tim/nasi Puding maizena
Dadar Telur susu
sup wortel, teh hangat
Siang : Snack pukul 16.00 Malam :
Nasi tim/nasi Bubur kcg.hijau Nasi tim/nasi
semur ayam Ikan bb.tomat
Tahu bb.tomat Tempe bacem
Sayur bening bayam Sayur lodeh
Pepaya Buah Pisang
NILAI GIZI :
Energi : 2054 Kal Kalsium : 653 mg
Protein :  70 g Besi :  26 mg
Lemak :   69 g Vit B1 :  0,8 mg
KH :   290 g Vit C : 204 mg

2.3 Diit Pada Pasien Dengan Penyakit Pada Usus Halus dan Usus Besar
Penyakit usus adalah peradangan. terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala diare, disertai darah, lender, nyeri abdomen, berat badan berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatorea (adanya lemak dalam feses). 
Diet Rendah Sisa adalah makanan yang terdiri terdiri  dari bahan makanan rendah serat dan hanya sedikit meninggalkan sisa. sisa adalah bagian2 makanan yang tidak diserap seperti yang terdapat dalam susu dan produk susu serta serat daging yang berserat kasar/liat. Disamping itu makanan lain yang merangsang  saluran cerna harus dibatasi
2.3.1 Tujuan diit penyakit usus
Untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses dan tidak merangsang saluran cerna. 
2.3.2 Indikasi Pemberian 
Diit ini Diberikan kepada pasien dengan :
Diare berat
Peradangan saluran cerna akut
Divertikulitis akut
Obstipasi spastik
Penyumbatan sebagian saluran cerna
Hemoroid berat
Pra dan Pasca bedah saluran cerna
2.3.3 Syarat-syarat Diit penyakit lambung  :
1. Energi cukup
2. Protein cukup yaitu 10-15%
3. Lemak sedang yaitu 10-25%
4. Karbohidrat cukup
5. Menghindari makanan berserat tinggi (Asupan serat maksimal 8g/hari) 
6. Menghindari susu, produk susu, dan daging berserat kasar sesuai dengan toleransi perorangan
7. Menghindari  makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam, dan berbumbu tajam
8. Makanan dimasak hingga lunak
9. Porsi kecil tapi sering
10. Jangka waktu lama ditambah suplemen vitamin dan mineral.
2.3.4 Macam-Macam Diet Pada Penyakit Usus 
1. Diet Rendah Sisa. Dibagi ada Dua yaitu :
1. Diet Rendah Sisa I
2. Diet Rendah Sisa II
DIET RENDAH SISA I
Diet ini rendah energi dan sebagian zat gizi. Makanan yang diberikan dalam bentuk disaring atau diblender. Makanan ini menghindari makanan berserat tinggi dan sedang, bumbu yang tajam, susu, daging berserat kasar/liat. Harus Membatasi penggunaan gula dan lemak dan Kandungan serat maksimal 4 gram.
Bahan Makanan Yang Dianjurkan
Bubur saring, roti bakar, pure kentang, mi, bihun direbus, krakers, tepung2an dipuding/dibubur
Daging empuk, hati ayam, ikan digiling halus, telur rebus/ceplok air.
Tahu ditim dan direbus, susu kedelai
Sari sayuran
Sari buah
Teh, sirup
Garam, gula
Bahan Makanan Yang Tidak Dianjurkan
Nasi, ketan, jagung, ubi, singkong, tales, cake, tarcis, dodol, tepung2an yang dibuat kue manis.
Daging berserat kasar, Ayam, ikan yang diawet, digoreng kering, telor  ceplok, udang, kerang, susu dan produk susu
Kacang tanah, kacang merah, kacang tolo, kacang hijau, kacang kedelai, tempe dan oncom
Sayuran utuh
Buah utuh
Teh kental, kopi, minuman beralkohol dan bersoda
Contoh Menu Sehari
PAGI SIANG MALAM
Bubur saring bubur saring Bubur saring
Telur ½ masak semur daging (diblender) Ayam cincang
Kecap Tim tahu Sup Tahu
Sari tomat Sari jeruk Sari Jeruk
Rata-Rata Nilai Gizi Diet Rendah Sisa I
Energi : 1441 kkal
Protein :     40 g
Lemak :     58 g
KH :   188 g
Kalsium :   100 mg
Besi :     6,5 mg
Vit C :   118 mg
Serat :    1,5 mg
DIET RENDAH SISA II
Diet rendah sisa II merupakan peralihan dari diet rendah sisa I ke makanan biasa. Diet ini Diberikan bila penyakit mulai membaik atau bila penyakit bersifat kronis. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Sedangkan Makanan berserat sedang diperbolehkan dalam jumlah terbatas. Susu maksimal 2 gelas sehari. Lemak dan gula diberikan dlm bentuk mudah cerna dan Kandungan serat maksimal 4-8 gram
Bahan Makanan yang Dianjurkan
Bubur/nasi tim, roti bakar, kentang rebus, mi, bihun direbus, krakers, tepung2an dipuding/dibubur
Daging empuk, hati ayam, ikan direbus,ditumis,diungkep,dipanggang, telur rebus/ceplok air.
Tahu, tempe ditim dan direbus, ditumis, susu kedelai
Sayuran berserat rendah : kacang panjang, buncis,bayam labu siam,wortel rebus, tomat masak
Bahan Makanan Yang Dianjurkan
Buah-buahan : Semua sari buah, Buah segar yg matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak menimbulkan gas, seperti : Pepaya, pisang, jeruk, Avokad dan Nanas.
Lemak : Margarin, mentega dan minyak dlm jumlah terbatas untuk menumis, mengoles dan setup.
Minuman : teh encer, kopi, sirup
Bumbu  : Garam, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci, dlm jumlah terbatas.
Beras, beras ketan, beras merah, jagung, ubi, singkong, tales, cake, tarcis, dodol, tepung2an yang manis & gurih
Daging berserat kasar, Ayam, ikan yang diawet, digoreng kering, telor  dadar, udang, kerang.
Kacang merah, Kacang tanah, kacang merah, kacang tolo, kacang hijau, kacang kedelai.
Sayuran yang berserat tinggi : daun singkong, daun katuk, daun pepaya, daun dan buah melinjo, oyong, pare, serta semua sayuran yang dimakan mentah. 
Buah-buahan : Buah yang dimakan dengan kulit, seperti apel, jambu biji, dan pir serta jeruk yang dimakan dg kulit ari. Buah yang menimbulkan gas seperti durian, dan nangka
Lemak : Minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan.
Miuman : Kopi, teh kental, minuman yg mengandung soda dan alkohol.
Bumbu : Cabe dan merica
CONTOH MENU SEHARI
PAGI SIANG MALAM
Roti bakar Nasi Tim Nasi tim
Orak arik telur semur daging giling+tahu Sup bola-bola ayam
susu Tumis labu siam Tim tahu
Pepaya setup wortel 
buah pepaya
Rata-Rata Nilai Gizi Diet Rendah Sisa II
Energi : 1750 kkal
Protein :     61 g
Lemak :     60 g
KH :   281 g
Kalsium :   800 mg
Besi :     16 mg
Vit C :   117 mg
Serat :    6,3 mg
2. Diet Tinggi Serat
Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicernakan oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan.
Serat ada dua yaitu : Serat larut air dan serat tidak larut air.
Serat tidak larut air adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang banyak terdapat dalam dedak beras, gandum, sayuran, dan buahan. 
Serat golongan ini dapat melancarkan defekasi sehingga mencegah obstipasi, hemoroid, dan divertikulosis.
Serat larut air yaitu Pektin, Gum dan mukilase yang terdapat dalam Havermout, kacang-kacangan, sayur, dan buah-buahan
Serat golongan ini dapat  mengikat asam empedu sehingga dpt menurunkan absorbsi lemak dan kolesterol darah shg  menurunkan resiko atau mencegah atau meringankan penyakit jantung koroner dan dislipidemia. 
Serat dapat mencegah kanker kolon dengan mengikat dan mengeluarkan bahan-bahan karsinogen dalam usus.
Makanan serat tinggi mengandung energi rendah shg dpt membantu menurunkan BB
Diet tinggi serat  menimbulkan rasa kenyang sehingga menunda rasa lapar.
Tujuan Diet
Untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang tinggi serat sehingga dapat merangsang peristaltik usus agar defekasi berjalan normal.


Syarat Diet
1. Energi cukup sesuai umur, gender, aktivitas
2. Protein cukup yaitu 10-15% dari energi total
3. Lemak sedang yaitu 10-25% dari energi total
4. Karbohidrat cukup
5. Vitamin dan mineral tinggi terutama vit B untuk memelihara kekuatan otot saluran cerna
6. Cairan tinggi  yaitu 2-2,5 ltr untuk membantu defekasi.
7. Serat tinggi 30-50g/hr  terutama serat tidak larut air

Indikasi Pemberian
Diberikan kepada pasien dengan :
Konstipasi kronis
Penyakit Divertikulosis
Nilai Gizi
Energi : 2100 kkal
Protein :  79 g
KH :  329 g
Kalsium :  700 mg
Besi :  23 mg
Vit C :  186 mg
Tiamin :  1,5 mg
Serat :  41 mg
Bahan Makanan yang Dianjurkan
Beras tumbuk/merah, Havermout, roti whole wheat
Kacang-kacangan yang dikonsumsi dengan kulitnya seperti kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan hasil olahannya seperti tempe
Sayuran yang serat tinggi seperti : daun singkong, daun kacang panjang, daun pepaya, brokoli, jagung muda, oyong, pare, kacang panjang, buncis, dan ketimun. 
Buah-buahan yang serat tinggi seperti : jeruk dimakan dengan selaputnya, Nenas, Mangga, Salak, Pisang, pepaya, sirsak, serta buah yang dimakan dengan kulitnya seperti apel, anggur, belimbing, pir, dan jambu biji.
Minum air putih 8-10 gelas sehari
Pemberian minum sebelum makan dan sesudah bangun tidur akan membantu merangssang peristaltik usus.
CONTOH MENU SEHARI
PAGI SIANG Pukul 10.00
Nasi Nasi sambal
Telur mata sapi semur daging buah Jeruk
Setup wortel+buncis Opor tempe
Sayur asem
Bubur kacang hijau
SNACK MENU MALAM
PUKUL 16.00 Nasi
Urap-urap dan setup nanas Ikan bb. kuning
Setup nanas Tahu goreng
Setup brokoli Sayur lodeh
Sambal
Buah apel
2.4 Diet  Pada Pasien dengan Penyakit Hati
Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalm tubuh . Hati yang sehat bisa menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi secara optimal. Bila hati sakit, otomatis racun bakal tertumpuk dan tubuh rentan terkena penyakit serius.
Hati (liver) merupakan organ Yang berperan dalam metabolisme KH, Lemak dan Protein. Hati juga sebagai tempat penyimpanan mineral yang berupa zat besi dan tembaga yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta vitamin2 larut lemak A,D,E,K. Kelainan atau kerusakan pada hati berpengaruh terhadap fungsi saluran cerna dan penggunaan makanan dalam tubuh sehingga sering menyebabkan gangguan gizi.
Dua jenis penyakit Hati yang sering ditemukan adalah  Hepatitis dan Sirosis hati.
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan  oleh keracunan toksin tertentu atau karena infeksi virus. 
Penyakit ini disertai anoreksia, demam, rasa mual dan muntah, serta junndice (kuning). Hepatitis bisa bersifat akut atau kronis.
Sirosis Hati adalah kerusakan hati yang menetap, jaringan hati secara merata rusak akibat pengerutan dan pengerasan sehingga fungsinya terganggu.
Beberapa penyebab penyakit hati antara lain:
1. Penyakit hati karena infeksi 
2. Penyakit hati karena racun 
3. Genetika atau keturunan 
4. Gangguan imun
5. Kanker
Tujuan Diet
Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati, dengan cara:
Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan/atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
Mencegah katabolisme protein.
Mencegah penurunan BB atau meningkatkan BB bila kurang.
Mencegah atau mengurangi asites, varises esophagus, dan hipertensi portal.
Mencegah koma hepatik.

SYARAT-SYARAT DIET PADA PENYAKIT HATI
Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/Kg BB.
Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energo total, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea, gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang. Pemberian lemak sebanyak 45 Kg dapat mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
Protein agak tinggi, yaitu 1.25-1.5 g/Kg BB agar terjadi anabolisme protein. Asupan minimal protein 0.8-1g/Kg BB, protein nabati memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui feses.
Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu, diberikan suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral Zn dan Fe bila ada anemia.
Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi.
Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuai kemampuan saluran cerna.
DIET PENYAKIT HATI
3 jenis diet khusus penyakit hati. Hal ini didasarkan pada gejala dan keadaan penyakit pasien. Jenis diet penyakit hati tersebut adalah Diet Hati I (DH I), Diet Hati II (DH II), dan Diet Hati III (DH III). Selain itu pada diet penyakit hati ini juga menyertakan Diet Garam Rendah I.
Diet Garam Rendah I (DGR I)
Diet garam rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan atau atau hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak menambahkan garam dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya. Kadar Natrium pada Diet garam rendah I ini adalah 200-400 mg Na.
JENIS DIET DAN INDIKASI PEMBERIAN
1. Diet Hati I
Diet Hati I diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Melihat keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna. Formula enteral dengan asam amino rantai cabang (Branched Chain Amino Acid /BCAA) yaitu leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakan. Bila ada asites dan diuresis belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1 L/hari.
Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin; karena itu sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati I Garam rendah. 
Bila ada asites hebat dan tanda-tanda diuresis belum membaik, diberikan Diet Garam Rendah I. Untuk menambah kandungan energi, selain makanan per oral juga diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa.
NILAI GIZI DIET HATI I
Energi : 1394 kkal
Protein :     28 g
Lemak :     37 g
KH :   224 g
Kalsium :   271 mg
Besi :   11,3 mg
Vit C :   271 mg
Tiamin :    0,5 mg
Vit A : 12018 mg
CONTOH MENU SEHARI
PAGI SIANG MALAM
Bubur ayam bubur nasi/tim Bubur nasi/tim
Telur ½ masak gadon daging Perkedel daging
Jus tomat setup bayam Sup wortel+labu
 snack Puding pepaya Pisang
snack Jus jeruk
DIET HATI II
Diet hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II kepada pasien dengan nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak / biasa. Protein diberikan 1 g/Kg berat badan dan lemak sedang (20-25% dari kebutuhan energi total) dalam bentuk yang mudah dicerna. 
Makanan ini cukup mengandung energi, zat besi, vitamin A & C, tetapi kurang kalsium dan tiamin. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai diet hati II rendah garam. Bila asites hebat dan diuresis belum baik, diet mengikuti pola Diet Rendah garam I.
NILAI GIZI DIET HATI II
Energi : 1973 kkal
Protein :     53 g
Lemak :     55 g
KH :  318 g
Kalsium :   295 mg
Besi :   18,8 mg
Vit C :   271 mg
Tiamin :    0,7 mg
Vit A : 26671 mg
Natrium :   194 mg
CONTOH MENU SEHARI
PAGI SIANG MALAM
Bubur manado nasi/tim nasi/tim
Telur ½ masak semur bola2 daging lele bakar kecap
teh tahu saos tomat pepes tempe
 snack nagasari tumis bayam sayur lodeh
 jus apel buah pepaya buah pisang
DIET HATI III
Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada pasien hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum/B) dan sirosis hati yang nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima protein dan tidak menunjukkan gejala sirosis hati aktif.
 Menurut kesanggupan pasien  makanan diberikan makanan diberikan dalam bentuk lunak  atau biasa.  Cukup energi, protein, lemak, mineral dan vitamin tapi tinggi karbohidrat. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati III Garam Rendah I.
NILAI GIZI DIET HATI III
Energi : 2367 kkal
Protein :     78 g
Lemak :     65 g
KH :  371 g
Kalsium :   676 mg
Besi :   28,9 mg
Vit C :   274 mg
Tiamin :    1,1 mg
Vit A : 27002 mg
Natrium :   298 mg
CONTOH MENU SEHARI
PAGI SIANG MALAM
Nasi/tim nasi/tim nasi/tim
Telur ceplok Ikan bakar Empal daging
Tumis buncis bacem tahu mendol tempe
 snack bubur kacang ijo Sup wortel sayur lodeh
 Klepon + susu buah pepaya buah pisang
BAHAN MAKANAN YANG TIDAK BOLEH DIBERIKAN
Beras ketan, ubi, singkong
Daging berlemak, daging kambing, daging babi, jerohan, daging yang diawetkan seperti ham, sosis, kornet,sarden, dll
Kacang merah, kacang tanah
Sayuran bergas seperti kol, sawi, lobak
Sayuran berserat tinggi seperti daun singkong, daun katuk, lembayung, nangka muda.
Sayuran yang diawetkan seperti asinan sayuran, sayur kalengan
Buah Durian, salak, nangka, alpukat, nanas
Bumbu Cabe, terasi, petis, tauco, vetsin, kecap asin, saus
Minuman yang merangsang Kopi, teh kental, bir, anggur, minuman yang bersoda. 
MAKANAN YANG DIANJURKAN
Nasi, mie, kentang, bihun, havermout, gula, sirup, madu
Telur, susu, daging sapi tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, yogurt,
Tahu, tempe, kacang hijau, tofu
Semua sayuran kecuali yang terdapat pada daftar makanan yang tidak dianjurkan
Semua buah kecuali yang terdapat pada daftar bahan makanan yang tidak dianjurkan
Bumbu Bawang merah, putih, lada, kunyit, jahe, salam, sereh, kayu manis, ketumbar
Pencegahan Terhadap Penyakit Hati
Minum delapan gelas air sehari.
diet rendah lemak, rendah sodium dan tinggi serat.
Hati-hati dengan makanan apa pun jika tidak tahu sumbernya.
Jangan mengkonsumsi ikan mentah atau ikan pemakan bangkai 
Penting untuk mempertahankan pemasukan protein dan berat badan yang cukup. 
2.5 Diet Pada Pada Penyakit Kantung Empedu
Kantung empedu terletak disisi kanan tepat dibawah hati. Fungsi utama: Mengentalkan, menyimpan dan mengeluarkan cairan empedu yang dihasilkan hati. Selama proses pengentalan, elektrolit dan air diserab oleh mukosa kantung empedu. Cairan empedu mengandung garam empedu dan kolesterol. Empedu membantu pencernaan serta absorpsi lemak dan vitamin larut lemak A,D,E,K, mineral besi dan kalsium.
Bilirubin adalah pigmen utama empedu berasal dari hemoglobin yang dilepas oleh sel darah merah yang rusak/hancur. Selanjutnya dibawa ke hati dan berikatan serta dikeluarkan melalui empedu. Garam empedu dibuat oleh hati dari kolesterol, berguna untuk mencerna dan menyerap lemak, vitamin larut dalam lemak & beberapa mineral. Garam empedu masuk ke usus halus melalui cairan empedu, selanjutnya diserab masuk sistem portal. Cairan empedu juga mengandung immunoglo-bulin yg menyokong integritas mukosa usus.  Pada proses pencernaan, begitu makanan sampai duodenum maka usus mengeluarkan hormon spt cholesistokinin dan sekretin .
Penyakit kandung empedu yang membutuhkan diet khusus adalah KOLELITIASIS dan KOLESISTITIS
KOLEITIASIS
Pembentukan batu empedu tanpa disertai infeksi disebut cholelitiasis. Batu dari kantung empedu bila masuk ke duodenum kadang tidak menimbulkan gejala, tetapi bila ada yang ter-selip di saluran empedu akan menyumbat saluran, timbul rasa nyeri dan kramp. Dengan tidak adanya cairan empedu di duodenum maka mengakibatkan penyerapan lemak terganggu. Hal ini juga menyebabkan warna tinja menjadi pucat. 
Ada dua jenis batu empedu yaitu batu kolesterol dan batu pigmen yang terdiri dari polimer bilirubin dan garam kalsium.
Faktor Risiko terbentuknya batu kolesterol antara lain : 
Gender perempuan
Kegemukan
Obat – obatan
Penyakit saluran cerna
Faktor etnik
Faktor resiko batu pigmen antara lain adalah berat badan kurang, asupan lemak dan protein kurang, serta Sirosis Hati.

Syarat Diet Pasien Cholelitiasis
Dianjurkan makanan tinggi serat rendah kalori.
Mungkin perlu vitamin larut lemak sebagai pengganti yang hilang melalui air.
Tingkatkan asupan vitamin C Untuk mencegah kanker kantung empedu sangat bermanfaat bila makanan cukup asupan selenium, seng dan vitamin E
KOLESISTITIS
Kolesistitis adalah peradangan kandung empedu karena adanya batu empedu. Peradangan ini dapat bersifat akut atau kronis. Peradangan ini karena adanya batu yang menyumbat saluran empedu. Bilirubin yang berwarna hijau adalah pigmen cairan empedu. Bilirubin ini untuk elastik jaringan, jadi saat bilirubin banyak yg masuk ke sirkulasi darah, maka kulit dan mata terlihat kuning  jaundice. Tindakan medik biasanya dilakukan operasi pengeluaran batu atau kandung empedu.
Gejala yang tampak pada pasien Cholecystitis akut adalah nyeri kwadran keempat abdomen, mual muntah, demam & panas, jaundice. Sedangkan yang kronis cholecystitis sangat sensitif dengan mkn berlemak, nyeri kolik, belching, flatulence. Kondisi akut ini dapat diatasi dengan operasi batu kantung empedu. Pemberian nutrisi kondisi akut dimulai dari cair jernih -> cair kental selama 2-3 hari-> makan rendah lemak (30g/hari) hingga mkn dengan lemak sedang. 
Syarat Diet Pasien Kolesistitis
Pada kondisi akut  puasakan (NPO) Makanan seimbang zat gizi Diet rendah lemak diberikan pada akut chole-cystitis.
Hindari sayuran ber gas krn perut menjadi Sebah, peristaktik usus ↑ dan iritasi.
Untuk kondisi kronik Cholecystitis diberikan diet seimbang energi dan lemak sedang untuk mengeluarkan batu empedu tanpa menimbul-kan rasa nyeri.
Makanan ↑ karbohidrat dan serat terutama serat (pektin) untuk mengikat asam-asam empedu. 
Tujuan Diet Penyakit Kandung Empedu
Untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dan memberi istirahat pada kandung empedu, dengan cara :
1. Menurunkan berat badan bila kegemukan, yang dilakukan secara bertahap.
2. Membatasi makanan yang menyebabkan kembung atau nyeri abdomen.
3. Mengatasi malabsorbsi lemak
Syarat Diet Penyakit Kandung Empedu
1. Energi sesuai kebutuhan. Bila kegemukan diberikan diet rendah energi. Hindari penurunan BB yang terlalu cepat
2. Protein agak tinggi, yaitu 1-1,25 g/kgBB
3. Pada keadaan akut, Lemak tidak diperbolehkan sampai keadaan akutnya mereda, sedangkan pada keadaan kronis dapat diberikan 20-25% dari kebutuhan energi total.
4. Bila perlu diberikan suplemen Vitamin A,D,E,K
5. Serat tinggi terutama dalam bentuk pektin yang dapat mengikat kelebihan asam empedu dalam saluran cerna
6. Hindari bahan makanan yang dapat menimbulkan rasa kembung dan tidak nyaman.
Jenis Diet Dan Indikasi Pemberian
DIET RENDAH LEMAK I
Diet rendah lemak I diindikasikan untuk kolesistitis akut dan kolelitiatis dengan kolik akut. 
Makanan diberikan berupa buah-buahan dan minuman manis.
Makanan ini rendah kalori dan semua zat gizi, kecuali vitamin A dan C, serta sebaiknya hanya diberikan selama 1-2 hari saja.
Nilai gizi diet ini adalah 996 kalori, 5 g protein dan 244 g karbohidrat.
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pukul 07.00 Teh 1 gelas
Pukul 08.00 pisang 1 bh sedang
Pukul 10.00 Pepaya 2 potong sdng
Pukul 12.00 Pisang 2 bh + sirup 1 gls
Pukul 15.00 Pepaya 2 potong sdng
Pukul 18.00 Pisang 2 bh + sirup 1 gls
Pukul 20.00 Pisang 1 bh sdg +Teh 1 gelas
DIET RENDAH LEMAK II
Diet rendah lemak II diberikan secara berangsur bila keadaan akut sudah teratasi dan perasaan mual sudah berkurang atau kepada pasien penyakit kandung empedu kronis yang terlalu gemuk. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk cincang, lunak, atau biasa. 
Makanan ini rendah kalori, Tiamin dan kalsium. Nilai gizi diet ini adalah 1338 kalori, 57 g protein, 33 g lemak, dan karbohidrat 211 g.
CONTOH MENU SEHARI
PAGI SIANG MALAM
Bubur/nasi tim bubur nasi/tim Bubur nasi/tim
Telur ceplok air Perkedel daging panggang Ayam presto
Kcng. Pjng rebus Tempe bacem Sup wortel+labu
Teh Sayur bening bayam Pisang
 snack pagi Buah Apel
Jus jeruk snack sore Selada pepaya
DIET RENDAH LEMAK III
Diet rendah lemak III diberikan kepada pasien penyakit kandung empedu yang tidak gemuk dengan nafsu makan cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup dalam kalori dan semua zat gizi. Diet ini mengandung 2073 kalori, 74 g protein, 34 g lemak, dan 369 g karbohidrat.
CONTOH MENU SEHARI
PAGI SIANG MALAM
Roti bakar madu nasi tim Nasi tim
Telur ceplok Soto ayam Fuyunghai
Susu skim Perkedel Tempe bakar Sup wortel+Tahu, 
Tumis tauge Pepaya
SNACK PAGI Buah semangka SNACK SORE
Puding Sirup
Bahan Makanan Yang Tidak Boleh Diberikan
Semua makanan sumber lemak, yaitu semua makanan yang digoreng, semua makanan dan daging yang mengandung lemak tinggi, seperti mayones, daging kambing, dan babi
bahan makanan yang menimbulkan gas, seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, durian, nangka, dan ketimun
bumbu-bumbu yang merangsang, seperti cabe, bawang, merica, asam, cuka, dan jahe. manisan, dan madu.
Minuman yang mengandung soda dan alkohol. 

Bahan Makanan Yang Boleh Diberikan
Bahan makanan yang baik diberikan adalah bahan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan mudah dicerna, seperti gula-gula, selai, sirup.
Semua sayuran kecuali yang terdapat pada daftar makanan yang tidak dianjurkan
Semua buah kecuali yang terdapat pada daftar bahan makanan yang tidak dianjurkan
Bumbu Bawang merah, putih, lada, kunyit, jahe, salam, sereh, kayu manis, ketumbar

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan (Wikipedia, 2008).
Jenis Nutrisi  : Karbohidrat, Lemak, Protein, Vitamin, Air dan Mineral
Diit Pada Pasien Penyakit Lambung bertujuan untuk memberikan makan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.
Diit Pada Pasien Dengan Penyakit Pada Usus Halus dan Usus Besar bertujuan untuk Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.
Diit pada kandung empedu bertujuan memberikan istirahat pada kandung empedu dan mengurangi rasa sakit serta memberi makanan dan minuman secukupnya untuk memelihara berat badan normal dan keseimbangan carian tubuh.

3.2 Saran  
Dari makalah ini kami bisa menyarankan bahwa khususnya pada pembaca untuk menjaga keseimbangan nutrisi dan cairan dalam tubuh. Sehingga supaya tidak menimbulkan penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Azis. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika
http://hilmn.blogspot.co.id/2013/05/diit-pada-penyakit-pencernaan.html
http://pendidikans1-keperawatan.blogspot.co.id/2013/02/makalah-diit-penyakit-hati-dan-kandung.html
http://pendidikans1-keperawatan.blogspot.co.id/2013/02/makalah-diit-penyakit-hati-dan-kandung.html
http://hilmn.blogspot.co.id/2013/05/diit-pada-penyakit-pencernaan.html
http://giziwebster.blogspot.co.id/2013/05/diit-pada-penyakit-kandung-empedu.html
https://yayanakhyar.wordpress.com/2009/10/14/diit-pada-penyakit-lambung/

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Makalah Gizi dan Diet"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel